√ Pengertian Fungi (Jamur)

Pengertian Fungi

Pengertian Fungi (Jamur)

Pendidikanku.Org – Fungi berasal dari bahasa latin yang artinya jamur. Jamur (fungi) ini bereproduksi dengan secara aseksual yang menghasilkan kuncup, spora dan jugafragmentasi. Sedangkan dengan cara seksual pada zigospora, askospora, serta  basidiospora. Jamur (fungi) ini hidupnya pada tempat yang air tawar, lembap, air laut, tempat yang asam serta juga yang bersimbosis dengan ganggang sampai jamur tetrsebut kemudian membentuk lumut (lichenes).


Pengertian Fungsi Menurut Para Ahli

untuk dapat mengerti lebih dalam lagi mengenai apa sih fungi itu, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Gandjar (2006)

Fungi Menurut Gandjar (2006) 


Menurut Campbell (2003)

Fungi Menurut Campbell (2003) 


Ciri atau Karakteristik Jamur

Terdapat beberapa ciri atau karakteristik dari jamur, secara umum sebagai berikut :

  1. Tidak memiliki klorofil.
  2. Hifa adalah kompenen penting pada tubuh jamur
  3. Tdak bisa menyiapkan makanan sendiri (heterotrof).
  4. Mayoritas hidupnya sebagai parasit.
  5. Dinding Sel jamur tersebut terbuat dari bahan kitin.
  6. Jamur punya komponen inti yang benar.
  7. Tubuh terbentuk dari satu atau lebih sel.
  8. Simpan makanan dalam bentuk glikogen.
  9. Jamur berkembangbiak guna membentuk belahan dada, spora serta  fragmentasi.
  10. Tidak bisa dibedakan mana batang, akar maupun daun.

Klasifikasi dan Contoh Jamur

Dibawah ini merupakan klasifikasi Jamur, diantaranya :

1. Zygomycota

Karakteristik dari spesies jamur Zygomycota, ialah

  1. Jenis jamur ini hidup seperti saprophyte.
  2. Multiseluler, dan juga bentuk anyaman dari hifa (miselium) itu tidak terisolasi.
  3. Reproduksi aseksual membentuk spora, sedangkan di dalam reproduksi seksual dengan melalui hubungan antara 2 hifa yang menghasilkan zygospora.
  4. Sebagian besar anggotanya itu hidup di bumi.

Contoh spesies Zygomycota, yaitu:

  1. Rhizopus stoloniferus.
  2. Rhizopus nigricans.

2. Ascomycota

Adapun karakterisik dari spesies jamur ini, diantaranya

Jamur ini mempunyai struktur khusus yang disebut dengan Asus (tahanan).
Terdapat tubuh uniseluler serta beberapa tubuh multiseluler.
Hifanya memiliki banyak isolasi serta nukleasi.

Contoh spesies Ascomycota, yaitu:

  1. Penicillium notatumn.
  2. Sacharomyces cerevisae (ragi).
  3. Aspergillus.
  4. Penicellium chrysogenum.

3. Basidiomycota

Karakteristik dari spesies jamur ini adalah :

  1. Jenis jamur ini mempunyai miselium Schott
  2. Ujung miselium memanjang serta membentuk basidium guna menghasilkan empat spora batang.
  3. Berkembang biak dengan secara seksual dari basidiospora serta aseksual dengan konidiospora.
  4. Untuk jamur jenis ini terutama yang memiliki dimensi makroskopis itu hidup sebagai parasit serta saprophyte.

Contoh dari Basidiomycota, ialah sebagai berikut :

  1. Volvariela volvacae (jamur)
  2. Amanita muscaria & Amanita phalloides (jamur beracun)
  3. Auricularia polytricha (jamur kuping)
  4. Ustilago maydis (jamur api)

4. Deuteromycota

Karakteristik dari spesies jamur ini adalah

  1. Bukan jamur sempurna (imferfecti)
  2. Hifanya terisolasi.
  3. Hidup jamur itu sebagai saprophyte serta  parasit.
  4. Tubuhnya itu berbentuk mikroskopis.

Contoh Dari Spesies jamur ini, diantaranya yaitu:

  1. Efidermophyton floocosum.
  2. Microsporum sp.
  3. Monillia sitophila (jamu Oncom).
  4. Curvularia sp.
  5. Trighophyton sp.

Struktur Fungi (Jamur)

Struktur tubuh dari fungi itu terbentuk dari komponen dasar yakni Hifa > Miselium > Menyusun jalinan semu dan membentuk tubuh buah

Hifa ini bentuknya seperti benang yang terbentuk dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini yang kemudian menyelubungi membran plasma serta sitoplasma hifa. Di dalam Sitoplasmanya itu terkandung organel eukariotik. Kebanyakan dari hifa ini dibatasi oleh dinding melintang (septa).

Septa ini mempunyai pori besar yang cukup untuk bisa dilewati ribosom, mitokondria, serta inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Tetapi ada juga hifa yang tidak bersepta yaitu hifa senositik.

Struktur dari hifa senositik ini dihasilkan oleh karna adanya pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa di jamur yang bersifat parasit biasanya akan mengalami modifikasi menjadi haustoria, haustoria ini  merupakan organ penyerap makanan dari substrat, haustoria ini bisa  menembus jaringan substrat.

Semua jenis itu jamur bersifat heterotrof. tetapi, berbeda dengan organisme lainnya, jamur ini tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk bisa memperoleh makanan, jamur akan menyerap zat organik dari lingkungan dengan menggunakan hifa dan miseliumnya, setelah itu jamur akan menyimpannya kedalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur adalah konsumen maka jamur itu bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, serta senyawa kimia lainnya. Seluruh zat itu diperoleh dari lingkungannya.

Sifat Fungi Jamur

Sebagai makhluk heterotrof, jamur bisa bersifat :

  1. Parasit obligat: ini adalah sifat jamur yang hanya bisa hidup pada inangnya. Contohnya, Pneumonia carini (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
  2. Parasit fakultatif: sifat parasit apabila ia mendapatkan inang yang sesuai, namun bersifat saprofit apabila ia tidak mendapatkan inang yang cocok.
  3. Saprofit: ini adalah jamur pelapuk serta pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit ini menyerap makanannya dari organisme yang sudah mati seperti kayu tumbang serta buah jatuh.

Sebagian besar jamur saprofit itu mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk kemudian mendekomposisi molekul kompleks tersebut menjadi molekul sederhana agar mudah diserap oleh hifa. Selain dari itu, hifa bisa langsung menyerap bahan bahan organik ke dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.


Cara Hidup Fungi

Cara hidup jamur lainnya ialah dengan melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup secara bersimbiosis, selain ia mendapatkan makanan dari organisme lain, ia juga menghasilkan zat tertentu yang berfungsi bagi simbionnya.

Simbion adalah makhluk yang hidup bersimbiosis yang berbeda jenis.

Kita bisa melihat mikoriza yang merupakan contoh simbiosis mutualisme pada jamur dengan tanaman, yakni jamur yang hidup diakar tanaman kacang-kacangan atau pun pada lichen.

Jamur berhabitat di segala macam lingkungan serta berasosiasi dengan banyak organisme. Walaupun kebanyakan hidup di darat, beberapa dari jamur ada juga yang hidup di air serta berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air ini umumnya bersifat parasit atau saprofit, serta  kebanyakan dari kelas Oomycetes.

Selain dari itu, juga disesuaikan dengan habitat dari tempat jamur itu hidup yang bisa dilihat dari sifat jamur diatas.


Reproduksi Fungi (Jamur)

Reproduksi jamur tersebut terjadi dengan secara vegetatif (aseksual) dan juga generatif (seksual). Biasanya pada tumbuhan jamur ini bereproduksi dengan secara generatif yang ialah  reproduksi darurat yang  dilakukan apabila terjadi suatu perubahan pada kondisi lingkungan tersebut. Reproduksi yang dilakukan dengan secara generatif tersebut menghasilkan keturunan yang mempunyai beragam genetik yang lebih tinggi dengan dibandingkan reproduksi yang dilakukan dengan secara vegetatif. Oleh adanya variasi genetik ini dapat memungkinkan akan menghasilkan keturunan yang dapat lebih adaptif apabila terjadi suatu perubahan kondisi pada lingkungannya tersebut.

Reproduksi Jamur (Fungi) Secara Vegetatif

Reproduksi Secara Vegetatif – Reproduksi dengan secara vegetaitf pada jamur itu ialah  jamur bersel satu yang dilakukan dengan cara suatu pembentukan tunas yang akan tumbuh menjadi sebuah individu yang baru. Selain dari itu juga reproduksi dengan secara vegetatif pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut…
  1. Fragmentasi (pemutusan) suatu hifa. Potongan hifa yang terpisah tersebut kemudian akan tumbuhan menjadi jamur yang baru
  2. Pembentukan pada spora aseksual. Spora aseksual dapat berbentuk sporangiospora atau juga konidospora.

Ada beberapa jenis jamur yang sudah dewasa akan dapat menghasilkan sporangiosfor (tangkai kotak spora). Pada ujung sporangiofor tersebut terdapat suatu sporangium (kotak spora). Sedangkan didalam kotak spora tersebut akan terjadi suatu pembelahan sel dengan secara mitosis yang menghasilkan banyak sekali sporangiospora dengan kromosom haploid (n). Sedangkan juga pada jamur yang lainnya apabila sudah dewasa dapat juga menghasilkan konidiofor (tangkai konidium). di ujung konidiofor tersebut terdapat suatau konidium (kotak konidiospora). Didalam konidium tersebut akan terjadi suatu pembelahan sel yang dilakukan dengan secara mitosis dengan menghasilkan banyak konidiospora dengan berkromosom haploid (n). Baik itu sporangiospora ataupun  konidiospora, apabial jatuh di tempat yang cocok maka akan tumbuh menjadi suatu hifa baru yang haploid (n).


Reproduksi jamur (fungi) Secara Generatif

Reproduksi Secara Generatif – Reproduksi jamur dengan secara generatif (seksual) tersebut dilakukan terlebih dahulu dengan melalui suatu pembentukan spora seksual melalui suatu peleburan antara hifa yang mempunyai jenis yang  berbeda. Mekanisme reproduksi secara generatif tersebut ialah  sebagai berikut :
  1. Hifa (+) dan juga Hifa (-), masing-masing tersebut akan berkromosom haploid (n), dengan berdekatan dan membentuk gametangium. Gametangium ialah organ yang dapat menghasilkan  suatu gamet pada tumbuhan yang mempunyai  tingkat rendah.
  2. Gametangium tersebut mengalami suati plasmogami (peleburan sitoplasma) yang membentuk suatu zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan melalui pasangan nukleus yang kromosom haploid yang belum bersatu. Pada zigosporangium tersebut mempunyai lapisan yang dinding selnya tebal dan juga kasar didalam bertahan pada kondisi yang buruk ataupun pada kondisi yang kering.
  3. Apabila kondisi lingkungan tersebut membaik akan menjadi suatu kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium mempunyai inti yang berkromosom diploid (2n).
  4. Inti diploid (2n) zigosporangium tersebut segera akan mengalami suatu pembelahan yang secara mitosis yang akan menghasilkan zigospora haploid (n) didalam zigosporangium.
  5. Zigospora haploid (n) tersebut akan berkecambah dan membentuk sporangium yang berangkai pendek dengan kromosom haploid (n).
  6. Sporangium haploid (n) tersebut akan dapat menghasilkan spora-spora yang haploid (n). Spora-spora tersebut akan mempunyai keanekaragaman genetik.
  7. Apabila spora-spora haploid (n) tersebut jatuh pada tempat yang cocok, hal tersebut akan terjadi kecambah (germinasi) yang akan menjadi sebuah hifa jamur haploid (n). Hifa ini akan tumbuh dengan cara membentuk suatu jaringan miselium yang semuanya haploid (n).

Demikianlah pembahasa mengenai Pengertian Fungi (Jamur), Cara Hidup, Reproduksi, Sifat dan Struktur, kami berharap apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

[irp]

[irp]

[irp]

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *