√ Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran

Pengertian Pengukuran

Secara umum, pengertian pengukuran ini merupakan suatu kegiatan atau aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur yakni dengan alat ukur yang dipakai sebagai satuan.

Read More

Definisi pengukuran ini merupakan penentuan besaran, dimensi, atau juga kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau pun satuan ukur. Selain dari itu, pengukuran tersebut juga dapat atau bisa diartikan yakni sebagai pemberian angka terhadap suatu atribut atau juga karakteristik tertentu yang dimiliki oleh seseorang, hal, atau juga objek tertentu menurut aturan atau juga formulasi yang jelas serta disepakati.

Pengukuran dengan alat ukur yang baku yakni dengan hasil pengukuran tersebutberupa besaran kuantitatif atau juga sistem angka.

Sebuah pengukuran tersebut bisa atau dapat dilakukan pada apapun yang dibayangkan, namun dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Misalnya seperti untuk mengukur tinggi, maka seseorang tersebut dapat atau bisa mengukur dengan mudah disebabkan karna objek yang diukur tersebut merupakan objek kasat mata dengan satuan yang sudah atau telah disepakati dengan secara internasional. Namun tentu hal tersebut akan berbeda jika objek yang diukur tersebut lebih abstrak seperti misalnya kematangan, kejujuran, kecerdasan, kepribadian, serta lain sebagainya sehingga untuk dapat melakukan pengukuran tersebut maka diperlukan keterampilan serta keahlian tertentu.


Pengertian Pengukuran Menurut Para Ahli

Dibawah ini merupakan pengertian pengukuran yang dipaparkan menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut :

Menurut Cangelosi, James S. (1995)

Pengertian pengukuran ini merupakan suatu proses pengumpulan data empiris yang dipakai untuk dapat mengumpulkan informasi yang relevan yakni dengan tujuan yang telah atau sudah ditentukan.


Menurut Alwasilah et al (1996)

Pengertian pengukuran (measurement) ini ialah suatu proses di dalam mendeskripsikan suatu performa siswa tersebut yakni dengan memakai skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga kemudian  sifat kualitatif dari performa siswa tersebut kemudian dinyatakan juga dengan angka-angka.


Menurut Arikunto dan Jabar (2004)

Pengertian pengukuran (measurement) ini merupakan kegiatan atau aktivitas membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya itu menjadi kuantitatif.


Menurut Sridadi (2007)

Pengertian pengukuran (measurement) ini ialah suatu proses yang dilakukan dengan secara sistematis untuk dapat atau bisa memperoleh besaran kuantitatif dari sebuah objek tertentu yakni dengan menggunakan atau memakai alat ukur yang baku.


Jenis Pengukuran dan Contohnya

Terdapat dua jenis pengukuran diantaranya pengukuran secara langsung serta pengukuran secara tidak langsung, penjelasannya sebagai berikut

Pengukuran langsung

Pengukuran langsung ini yakni membandingkan nilai suatu besaran yang diukur itu dengan besaran standar yang kemudian diterima ialah sebagai satuan. Pengukuran Langsung merupakan proses pengukuran yakni dengan memakai alat ukur langsung. Hasil pengukuran tersebut bisa atau dapat langsung terbaca. Merupakan cara yang lebih tepat jika seandainya hal tersebut dimungkinkan. Proses pengukuran tersebut bisa atau dapat cepat diselesaikan. Alat ukur langsung ini umumnya mempunyai kecermatan yang rendah serta juga  pemakaiannya dibatasi yaitu :

  1. karena daerah toleransi £ kecermatan alat ukur,
  2. karena kondisi dari fisik objek ukur yang kemudian tak memungkinkan digunakannya alat ukur langsung, atau juga
  3. Disebabkan karna  tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi ( yakni tak sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan di objek ukur misalnya toleransi bentuk serta juga posisi sehingga kemudian memerlukan proses pengukuran khusus.

Contoh pengukuran langsung ini ialah pengukuran tebal objek ukur itu dengan memakai mikrometer, lihat gambar (a)

Pengukuran-Langsung


Pengukuran tidak langsung

Pengukuran tidak langsung adalah suatu pengukuran untuk dapat mengukur suatu besaran yakni dengan cara mengukur besaran lain. Pengukuran tidak langsung ini ialah sebuah proses pengukuran yang dilaksanakan dengan cara memakai beberapa jenis alat ukur yang berjenis pembanding/komparator, standar serta bantu. Perbedaan harga yang ditunjukkan oleh skala alat ukur pembanding sewaktu objek ukur tersebut dibandingkan dengan ukuran standar (pada alat ukur standar) dapat atau bisa digunakan untuk dapat menentukan dimensi objek ukur. Disebabkan karna alat ukur pembanding ini umumnya mempunyai kecermatan yang tinggi, sementara itu alat ukur standar tersebut juga memiliki kualitas (ketelitian) yang dapat diandalkan, maka proses pengukuran tak langsung tersebut pun dapat dilaksanakan sebaik mungkin untuk kemudian menghasilkan harga yang cermat serta juga dapat dipertanggungjawabkan (teliti serta tepat). Proses pengukuran tak langsung tersebut umumnya berlangsung di dalam waktu yang relatif lama.

Pengukuran-Langsung

Contoh ialah pengukuran semacam ini ditunjukkan dengan gambar (b), dengan alat menggunakan ukur pembanding jenis pupitas (dial test indicator) yang dipasangkan pada dudukan pemindah (transfer stand; yakni sebagai alat ukur bantu), alat ukur standar yang berjenis kaliber-induk tinggi (height master, yang mempunyai skala pengatur ketinggian muka-ukur) serta juga meja rata (surface plate) yakni sebagai alat ukur bantu.


Pemeriksaan dengan Kaliber Batas

Dinamakan yakni sebagai proses pemeriksaan sebab tidak menghasilkan data angka (numerik) seperti halnya yang dihasilkan pada proses pengukuran. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk dapat memastikan apakah objek ukur (objek pemeriksaan) tersebut mempunyai harga yang terletak di dalam atau juga di luar daerah toleransi ukuran, bentuk, dan/atau pun posisi. Objek ukur tersebut akan dianggap baik jika terletak di dalam daerah toleransi dan juga dikatakan jelek jika batas materialnya (permukaannya) tersebut berada di luar daerah toleransi yang dimaksud. Proses pemeriksaan tersebut berlangsung cepat serta juga cocok untuk kemudian menangani pemeriksaan kualitas geometrik produk hasil dari proses produksi massal.

Pengukuran-Langsung

Gambar  (c) adalah contoh dari proses pemeriksaan toleransi lubang yakni dengan memakai kaliber poros (go & not go gauges).


Perbandingan dengan bentuk acuan

Bentuk suatu produk (misalnya profil ulir atau juga roda gigi) dapat dibandingkan yakni dengan suatu bentuk acuan yang ditetapkan atau juga dibakukan (standar) di layar alat ukur proyeksi. Kebenaran bentuk konis tersebut bisa atau dapat diperiksa yakni dengan menggunakan kaliber konis. Pada prinsipnya pemeriksaan seperti ini tidaklah menentukan pada dimensi ataupun toleransi pada suatu benda ukur dengan secara langsung, namun tetapi lebih kepada menentukan pada tingkat kebenarannya jika dibandingkan dengan bentuk standar, lihat gambar (d).

Pengukuran-Langsung


Pengukuran geometri khusus

Berbeda dengan pemeriksaan dengan secara perbandingan, pengukuran geometri khusus ini benar-benar mengukur geometri yang bersangkutan. Dengan memperhatikan pada imajinasi daerah toleransinya, alat ukur serta prosedur pengukuran dirancang serta juga dilaksanakan dengan secara khusus. Segala macam masalah pengukuran geometri umumnya itu ditangani dengan cara ini, misalnya pada kekasaran permukaan, kebulatan poros atau juga lubang, geometri ulir, serta juga geometri roda gigi. Gambar 1.2 tersebut memperlihatkan contoh pengukuran kebulatan serta juga roda gigi. Gambar itu dengan keterangan yang diberikan dimaksudkan untuk kemudian menunjukkan contoh kerumitan serta juga kedalaman permasalahan pengukuran geometri.

Pengukuran-geometri-khusus

Contoh pada profil kebulatan ialah sebagai hasil pengukuran dengan alat ukur kebulatan tersebut bisa atau dapat dianalisis dengan berdasarkan empat cara yakni cara lingkaran luar minimum, lingkaran di dalam maksimum, lingkaran daerah minimum (MRZ) serta juga lingkaran kuadrat terkecil (tiap-tiap bisa atau dapat menghasilkan harga parameter kebulatan DR yang berbeda). Menurut ISO di dalam cara analisis MRZ (minimum radial zone) ialah sesuai dengan makna toleransi kebulatan; untuk lebih jelasa perhatikan pernyataan toleransi kebulatan yakni seperti apa yang diperlihatkan pada gambar dibawah ini

alat-ukur-kebulatan

Kebulatan tersebut hanya bisa diukur dengan benar yakni dengan alat ukur kebulatan jenis sensor putar atau juga meja putar. Dengan berdasarkan profil kebulatan yang terekam pada grafik polar tersebut dapat atau bisa ditentukan harga parameter kebulatannya (lihat gambar 1.2 a).

Pengukuran-geometri-khusus

Jenis sensor putar tersebut dapat atau bisa digunakan untuk dapat mengukur benda yang panjang serta  berat.
Titik berat benda tersebut tidak perlu harus berimpit dengan sumbu putar sensor, lihat gambar 1.2 b,

Pengukuran-geometri-khusus1

Pemakaian jenis meja putar tersebut dibatasi oleh adanya berat benda dan juga titik beratnya tidak bisa atau dapat terlalu jauh ini terhadap sumbu putar (lihat gambar 1.3 c) lebih mudah di dalam pemakaiannya (penyetelan kemiringan serta juga kesenteran benda ukur).

mesin-ukur-kordinat

Penggabungan gerakan translasi sensor tersebut bisa atau dapat dilakukan sehingga kemudian bisa digunakan untuk pengukuran kelurusan dan juga kesalahan bentuk yang lain. Pemakaian komputer untuk analisis data ini memang sangat membantu seperti dalam halnya  pengukuran kebulatan.

Dengan alat ukur kebulatan jenis meja putar tersebut maka  dimungkinkan pengukuran berbagai kesalahan bentuk. Misalnya, seperti kesamaan sumbu, kebulatan, ketegaklurusan, kesejajaran,  serta juga kelurusan.

Contoh-metrologi-roda-gigi

Contoh metrologi roda gigi. Kesalahan pits (jarak antar gigi) tersebut bisa atau dapat diperiksa dengan lebih praktis itu dengan mengukurnya pada lingkaran dasar.
Kesalahan pits inio perlu untuk dibatasi terutama bagi roda gigi penerus daya serta juga penerus putaran yang teliti. Sementara dari itu, profil gigi yang berupa involute tersebut bisa atau dapat diukur dengan alat ukur profil.
Kesalahan bentuk profil involute tersebut kemudian akan mengurangi keandalan roda gigi serta  kebisingan akan timbul apabila roda gigi yang bersangkutan dioperasikan.


Pengukuran dengan Mesin Ukur Koordinat

Seuai dengan namanya, alat ukur (ini lebih cocok kemudian dsebut dengan mesin ukur disebabkan karna dimensinya yang relatif besar dan juga dioperasikan yakni dengan prosedur tertentu) yang mempunyai 3 sumbu gerak yang kemudian membentuk sumbu koordinat kartesian (X,Y,Z).
Sensor alat ukur tersebut bisa atau dapat kemudian digerakkan pada sumbu ini dengan secara manual serta  juga mungkin juga secara otomatik dengan mengikuti program gerakan pengukuran yang telah tersimpan di dalam komputer pengontrolnya.
Setiap sumbu mempunyai alat ukur jarak berjenis inductosyn, photocosyn, atau juga optical-grating (seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.3

Pengukuran-dengan-Mesin-Ukur-Koordinat

MUK (CMM atua Coordinate Measuring Machine) ini ialah suatu alat ukur geometrik modern yakni dengan memanfaatkan suatu komputer untuk dapat mengontrol gerakan sensor relatif itu terhadap suatu benda ukur serta juga untuk menganalisis data pengukuran. Segala macam rancangan mesin tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan, demikian pula dengan jeins sensor yang bisa merupakan sensor kontak atau juga sensor scanning.
Proses pengukuran yang rumit bisa atau dapat dilaksanakan dengan relatif mudah serta cepat.
Walaupun demikian, tetap dibutuhkan operator yang mempunyai keahlian serta keteramoilan di bidang metrologi geometrik.

Pengukuran-dengan-Mesin-Ukur-Koordinat


Segala amcamjenis CMM tersebut bisa atau dapat diadakan dipilih/disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang banyak ditangani di mana ukuran serta juga  ketelitian memegang peranan.
Sementara itu, jenis sensor itu bisa atau dapat dibeli terpisah.
Selain dari itu, perlu juga dipertimbangkan kemampuan software yang dimiliki CMM untuk kemudian mempermudah analisis pengukuran dan juga segala macam program statistik yang dimanfaatkan di dalam pengontrolan kualitas geometrik

mesin-ukur-kordinat

Tergantung pada kecanggihan software yang dimiliki CMM, proses pengukuran geometri pada benda ukur itu akan lebih dipermudah.
Pada contoh di atas suatu sistem koordinat benda ukur bisa atau dapat diaktifkan dengan melalui proses pergeseran serta juga pemutaran sumbu koordinat (A s.d D).

Selain dengan berdasarkan sifatnya yang menghasilkan klasifikasi dasar serta juga  klasifikasi turunan dengan 7 jenis alat ukur seperti yang telah atau sudah diulas di muka, cara klasifikasi lain mengenai alat ukur geometrik ialah  menurut prinsip kerja utama, diantaranya :

  • Mekanis
  • Elektris
  • Optis
  • Hidrolik
  • Fluidik
  • Pneumatik atau Aerodinamik

Dibawah ini merupakan jenis alat ukur dengan menggunakan prinsip kerja gabungan, seperti diantaranya :

  • Elektromekanik (elektrik + mekanik)
  • Optomekanik (optik + mekanik)
  • Optoelektrik (optik + elektrik)
  • Pneumatikmekanik, dsb.

Prinsip kerja gabungan, yang diterapkan untuk alat ukur geometrik serta juga besaran teknik lainnya, ialah sebagai sistem pengukuran mandiri atau juga yang tergabung menjadi suatu sistem kontrol, itu ditambah dengan pengolahan data dengan pemanfaatan komputer, saat ini telah atau sudah berkembang semakin jauh menjadi bidang teknologi mandiri yang dinamakan dengan istilah mekatronik.
Sebagai bagian dari ilmu mekatronik, segala macam jenis prinsip kerja alat ukur geometrik tersebut kemudian akan diulas di dalam beberapa sub-bab berikut.
Pembahasan dititikberatkan di aspek kecermatan serta juga pemakaiannya guna mendukung ide penyebarluasan pemahaman yang benar atas segala macam istilah di dalam pengukuran termasuk dua istilah penting diantaranya  ketelitian (accuracy) serta juga ketepatan (precision).

Metrologi geometrik tersebut bisa atau dapat dipelajari serta  dikembangkan dengan lebih mudah dengan melalui klasifikasi masalah pengukuran, diantaranya ialah  :

  • Masalah pengukuran roda gigi
  • Masalah pengukuran secara optik,
  • Masalah pengukuran linier
  • Masalah pengukuran sudut
  • Masalah pengukuran kesalahan bentuk dan posisi
  • Masalah pemakaian mesinukur koordinat (CMM) atau juga Coordinat Measuring Machine.
  • Masalah pengukuran ulir
  • Masalah pengetesan geometrik mesin perkakas,

Macam Alat Ukur dan Contoh

Pada saat akan mengukur suatu objek, maka kemudian diperlukan alat yang sesuai dengan besaran yang kemudian akan diukur. Alat ukur di dalam ilmu fisika tersebut dibagi menjadi empat kategori, diantaranya alat ukur panjang, alat pengukur massa, kemudian alat ukur waktu serta yang terakhir adalah alat ukur kuat arus listrik.

Dibawah ini merupakan macam jenis alat ukur di dalam ilmu fisika, penjelasannya sebagai berikut :

Alat Ukur Panjang

Alat-Ukur-Panjang

Alat ukur panjang tersebut digunakan untuk dapat mengukur panjang suatu benda. Terdapat tiga macam alat ukur panjang diantaranya mistar, jangka sorong serta juga mikrometer sekrup. Penggunaan alat ukur panjang tersebut disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang diinginkan sehingga dapat atau bisa meminimalisir terjadinya kesalahan di dalam proses pengukuran.


Mistar

Mistar

Mistar ini merupakan alat ukur panjang yang memiliki skala kecil 1mm atau juga 0,1 cm yang hanya memiliki panjang sekitar 50cm atau juga 100cm.


Jangka sorong

Jangka-sorong

Jangka sorong ini digunakan untuk dapat mengukur ketebalan suatu plat logam. untuk bisa mengukur garis tengah bagian luar serta dalam pipa. terdapat bagian penting yang terdapat pada jangka sorong yakni rahang tetap serta rahang geser. Rahang tetap tersebut mempunyai skala yang dikenal dengan skala utama, satu bagian terkecil dari skala utama tersebut mempunyai panjang 1 mm. Sedangkan untuk rahang geser itu memiliki skala yang dikenal dengan skala nonius atau juga disebut dengan sebutan skala vernier. Pada skala nonius panjang 20 skalanya ialah1 mm, dapat atau bisa dikatakan satu bagian nonius tersebut ialah 0,05 mm yakniskala terkecilnya itu juga 0,05 mm atau0,005cm.


Micrometer Skrup

Mikrometer-Sekrup

Micrometer Skrup ini adalah alat ukur panjang yang memiliki atau mempunyai tingkat akurasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jangka sorong atau juga mistar. skala terkecil dari Micrometer Skrup tersebut mencapai 0,001cm atau juga 0,01mm.


Alat Ukur Massa

Alat-Ukur-Massa

Untuk mengukur massa benda tersebut biasanya digunakan alat yang disebut juga dengan neraca atau sering disebut dengan sebutan timbangan. Neraca tersebut memiliki beberapa jenis seperti misalnya neraca pasar, neraca dua lengan serta juga neraca tiga lengan.

  • Neraca pasar tersebut biasanya sering digunakan di pasar-pasar tradisional atau juga di toko toko.
  • Neraca dua lengan tersebut biasanya terdapat di laboratorium. Penggunaan neraca dua lengan hampir tersebut sama dengan cara penggunaan nerca pasar.
  • Neraca tiga lengan ini juga biasanya terdapat pada laboratorium . Cara pemakaian neraca jenis sedikit berbeda dengan neraca diatas, penggunaan neraca jenis ini ialah dengan cara menggeser ketiga penunjuk ke sisi paling kiri sampai skala menjadi Nol, setelah itu letakkan benda yang kemudian akan diukur setelah itu geser ketiga penunjuk ke kanan sampai berat beban seimbang.

Alat Ukur Waktu

Alat-Ukur-Waktu

Alat ukur waktu di dalam kehidupan sehari-hari sering banyak sekalian menemukan instrumen pengukuran waktu seperti jam serta Stopwatch.

  • Jam. terdapat dua jenis jam yang sering ditemui di dalam kehidupan sehari-hari, yakni jam digital serta jam analog.
  • Stopwatch. Biasanya stopwatch ini sering dipakai untuk dapat menghitung dari skala o, serta memiliki atau mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan jam.

Alat Ukur Kuat Arus Listrik

Alat-Ukur-Kuat-Arus-Listrik

Untuk mengukur suatu rangkaian listrik, terdapat 2 macam alat ukur yang dipakai yakni amperemeter analog serta amperemeter digital. Umumnya alat tersebut digunakan oleh para teknisi elektronik yakni sebagai alat multi tester listrik yang disebut dengan sebutan avometer yakni gabungan dari fungsi voltmeter, amperemeter, serta ohmmeter.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Pengukuran, Jenis, Alat, Contoh & Menurut Para Ahli, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

[irp]

[irp]

[irp]

Related posts