√ Pengertian Kultur Jaringan

Pengertian Kultur Jaringan

Pengertian Kultur Jaringan

Pengertian Kultur jaringan ini dikenal juga dengan tissue culture. Secara bahasa, kultur tersebut berarti budi daya. Sementara itu, jaringan tersebut bisa atau dapat dimaknai dengan sekelompok sel yang mempunyai bentuk serta fungsi yang sama.

Kultur jaringan tersebut bisa atau dapat dimaknai yakni sebagai pembudidayaan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang utuh serta juga mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Bukan hanya itu saja, kualitas bibit baru tersebut juga dapat atau bisa menjadi lebih unggul dibanding induknya.

Secara lebih umum, kultur jaringan tersebut berarti serangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilaksanakan di dalam membuat bagian tanaman dari tumbuh menjadi tanaman utuh di dalam keadaan in vitro (dalam gelas).

Dengan pengertian yang demikian, tentu bisa atau dapat disimpulkan apabila teknik ini ialah teknik yang memberikan banyak manfaat. Tidak heran apabila banyak pihak yang kemudian menggunakan teknik ini di dalam mencapai tujuan tertentu.


Manfaat Kultur Jaringan

Manfaat-Kultur-Jaringan

Teknik kultur jaringan ini banyak dilakukan disebabkan karna memberi banyak sekali manfaat. Dibawah ini merupakan manfaat yang dapat atau bisa kita peroleh dari teknik kultur jaringan, diantaranya sebagai berikut:

  1. Mendapatkan tanaman baru di dalam jumlah yang begitu banyak. Selain dari itu, penggandaan tanaman menggunakan kultur jaringan tersebut hanya memerlukan waktu yang relatif singkat.
    Tanaman yang dihasilkan tersebut kemudian akan memiliki kesamaan secara fisiologis serta morfologis dengan induknya.
  2. Tanaman baru yang didapatkan dengan melalui kultur jaringan itu akan lebih unggul. Keunggulan bibit tersebut terutama pada kesehatan serta mutu.
  3. Kultur jaringan dapat atau bisa dipakai untuk menghasilkan tanaman di dalam jumlah yang tidak terbatas.
    Bibit yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan tersebut kemudian akan terbebas dari hama serta penyakit.
  4. Anda juga tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk bisa mendapatkan tanaman baru. Anda pun juga bisa atau dapat melakukan hal lain yang bermanfaat.
  5. Pengadaan bibit yakni dengan teknik kultur jaringan ini juga tidak bergantung pada musim tertentu. Anda dapat melakukannya kapan saja.
  6. Pengangkutan bibit yang dihasilkan dari teknik yang satu ini pun juga relatif lebih mudah. Selain dari itu, biayanya pun lebih murah.
  7. Kecepatan tumbuh pada bibit yang dihasilkan dari adanya teknik kultur jaringan ini akan menjadi lebih cepat apabila dibandingkan penggandaan dengan menggunakan teknik konvensional.
  8. Buah yang dihasilkan akan memiliki keseragaman ukuran. Tidak hanya ukurannya, rasa yang kemudian dihasilkan pun juga akan tetap sama.
  9. Warna buah yang dihasilkan pun juga akan lebih menarik. Selain dari itu, buah tersebut kemudian akan mempunyai sifat lain yang tentu lebih menguntungkan.

Tujuan Kultur Jaringan

Tujuan-Kultur-Jaringan

Teknik kultur jaringan tersebut kemudian dilakukan tentu disebabkan karna berbagai alasan. Pasti terdapat tujuan di balik penggandaan tanaman menggunakan teknik ini. Dibawah ini merupakan beberapa tujuan dari teknik kultur jaringan, diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk Memperoleh Bibit Tanaman Baru yang Lebih Baik

Salah satu dari manfaat dari dilakukannya teknik kultur jaringan ialah untuk bisa atau dapat untuk memperoleh bibit baru yang tentu lebih unggul. Oleh sebab itulah, maka  banyak dari para pelaku teknik kultur jaringan yang kemudian memakai teknik ini yakni dengan tujuan tersebut.

Sifat unggul dari tanaman asli tersebut bisa atau dapat diturunkan ke tanaman yang baru serta juga memiliki kualitas yang lebih baik. Hal tersebut disebabkan karna  di dalam proses pembiakannya, lingkungan tumbuh tersebut benar-benar dikontrol.

Langkah pengontrolan inilah yang kemudian membuat tanaman baru tersebut menjadi bebas dari penyakit serta juga memiliki kualitas pertumbuhan yang baik.


2. Untuk Membuat Tanaman Baru yang Bebas dari Penyakit

Tanaman yang dihasilkan dari teknik kultur jaringan tersebut kemudian akan bebas dari penyakit. Hal Ini terjadi lantaran teknik tersebut dilakukan di dalam kondisi aseptik.

Di dalam tiap-tiap tahapnya, teknik tersebut menekankan supaya tidak terjadi kontaminasi, baik itu dari awal persiapan sampai pada ditumbuhkan pada lingkungan dengan secara in vivo. Dengan demikian, risiko dari terserang patogen yang merupakan penyebab penyakit pun bisa atau dapat diminimalisasi.


3. Memperbanyak Tanaman Untuk Keperluan Ekonomi

Prinsip yang dipakai dalam teknik kultur jaringan ini ialah menggunakan sedikit bahan untuk dapat memproduksi bibit tanaman yang sebanyak mungkin.

Artinya, penggunaan bahan di dalam teknik tersebut memang hanya sedikit, yakni hanya berupa bagian kecil dari tanaman. Dengan demikian, satu tanaman ini saja akan dapat atau bisa menghasilkan individu baru di dalam jumlah yang banyak.

Teknik ini kemudian sangat menguntungkan serta juga komersial. Artinya, teknik ini bisa atau dapat menghasilkan makan dalam jumlah banyak yakni dengan penggunaan waktu yang cukup efektif.


Teknik Kultur Jaringan

Teknik-Kultur-Jaringan

Terdapat tujuh macam teknik dari kultur jaringan. Dibawah ini merupakan beberapa teknik di dalam melakukan kultur jaringan.

1. Kultur Meristem

Meristem ini sering dipakai sebagai penyebut untuk ujung tunas dari tunas apikal atau pun lateral. Meristem tersebut sendiri sebenarnya adalah suatu apikal dome dengan primordia daun terkecil, yang mana biasanya memiliki diameter kurang dari 2 mm.


2. Kultur Kalus

Kultur kalus ini adalah kultur yang diambil dari bagian eksplan yang sudah membentuk kalus. Di dalam teknik yang satu ini, produksi kalus tersebut biasanya dihindari karena bisa atau dapat menimbulkan variasi.

Terkadang, eksplan justru tersebut menghasilkan kalus serta  bukan tunas baru, khususnya apabila diberikan hormon yakni dengan konsentrasi tinggi pada media.


3. Kultur Suspensi Sel

Kultur ini adalah sebuah hasil dari kultur kalus, yang mana kalus tersebut biasanya kemudian didefinisikan di dalam kumpulan sel yang belum berdiferensiasi. Hal Ini kemudian akan disebut yakni sebagai kultur suspensi apabila dipisahkan di dalam kultur cair.

Kultur suspensi sel tersebut bisa atau dapat bermanfaat di dalam memproduksi suatu zat langsung dari sel tanpa membentuk tanaman lengkap baru.


4. Kultur Protoplas

Kultur protoplas ini adalah langkah lanjutan dari kultur suspensi sel, yang mana pada dinding dari sel-sel yang disuspensikan tersebut dihilangkan dengan menggunakan enzim. Hal Ini bertujuan di dalam mencerna selulosa sehingga kemudian didapatkan protoplasma.

Protoplasma tersebut adalah isi sel yang dikelilingi oleh membran semipermeabel. Dengan penghilangan dinding sel, materi asing pun kemudian bisa atau dapat dimasukkan. Hal Ini termasuk materi genetik dasar DNA serta RNA.


5. Kultur Anther dan Pollen

Produksi kalus serta embrio dari kultur anther serta pollen ini sudah berhasil dilakukan diberbagai macam spesies. Anter diambil dari bunga yang kondisi nya masih kuncup.

Yang membuat ini menari dari jenis kultur tersebut ialah di produksi embrio haploid, yakni embrio yang kemudian hanya mempunyai/memiliki 1 set dari pasangan kromosom normal. Hal tersebut dihasilkan dari jaringan gametofitik dari anther.

Jumlah kromosom pun bisa atau dapat digandakan lagi yakni dengan memberi bahan kimia seperti misalnya kolkisin. Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan pun kemudian akan mempunyai pasangan kromosom identik, homozigot.


6. Kultur Endosperm

Kultur tersebut kemudian dilakukan dengan harapan kemudian akan menghasilkan tanaman triploid. Langkah pertama yang kemudian harus dilakukan pada teknik ini ialah dengan menginduksi endosperm supaya terbentuk kalus. Setelah itu, usahakan supaya terjadi diferensiasi, yakni memacu terjadinya tunas serta akar.


7. Kultur Embrio

Kultur dari embrio yang belum tua, yang kemudian diambil dari biji, memiliki dua macam aplikasi. Pertama, yakni inkompatibilitas dibeberapa spesies atau pun juga kultivar yang timbul selepas pembentukan embrio ini bisa atau dapat menyebabkan aborsi embrio.

Embrio yang seperti ini tentu bisa atau dapat diselamatkan. Caranya ialah dengan mengkulturkan embrio yang belum cukup tua serta juga menumbuhkannya pada media kultur yang tepat atau sesuai.


Media Kultur Jaringan

Media-Kultur-Jaringan

Media yang dipakai di dalam kultur jaringan ini biasanya terdapat dua. Dibawah ini merupakan jenis media di dalam kultur jaringan.

1. Media Padat

Media padat yang dimaksud ini adalah suatu media yang terdiri atas selkuyruh komponen kimia yang dibutuhkan oleh tumbuhan serta juga dipadatkan dengan menggunakan zat pemadat. Zat tersebut bisa atau dapat berupa agar-agar batangan, kemudian bubuk, atau pun juga agar-agar kemasan kaleng khusus.

Penggunaan agar-agar kemasan kertas yakni sebagai medium kultur jaringan iutu perlu penghitungan teliti supaya medium tersebut tidak terlalu padat atau juga lembek. Jumlah yang dipakai biasanya adalah 8-10 gram per liter.

Media yang terlalu padat tersebut akan membuat akar sulit untuk dapat tumbuh. Sementara untuk media yang terlalu lembek itu akan membuat eksplan tersebut tenggelam sehingga kemudian akan membusuk serta tentu mengundang bakteri dan jamur.

Metode padat ini kemudian bisa atau dapat dipakai sebagai kloning, yakni  menumbuhkan planlet dari protokormus setelah itu dipindahkan dari suspensi sel, kemudian akan menumbuhkan protoplas pasca-isolasi, serta juga untuk dapat menumbuhkan planlet dari protoplas yang telah atau sudah difusikan.

Tujuan dari metode ini ialah untuk bisa mendapatkan kalus serta dengan metode diferensiasi setelah itu, kalus dapat atau bisa tumbuh menjadi planlet.


2. Media Cair

Jenis media ini pun juga sama halnya dengan media padat. Perbedaanya ialah, tidak dilakukan penambahan zat padat dimedia ini. Metode ini kemudian dinilai kurang praktis sebab untuk dapat menumbuhkan kalus secara langsung dari eksplan itu akan sangat sulit.

Keberhasilan dari metode ini pun sangat kecil serta terkadang hanya bekerja ditanaman tertentu saja. Oleh sebab itulah metode ini kemudian lebih menekankan pada suspensi sel di dalam menumbuhkan protokormus.

Selain untuk menumbuhkan protokormus, media ini pun juga dipakai di dalam memperbanyak kalus yakni dengan jalan berulang kali melakukan sup kultur.


Tahapan Proses Kultur Jaringan

Tahapan-Kultur-Jaringan

 

 

Dibawah ini merupakan tahapan dari proses kultur jaringan, diantaranya sebagai berikut :

Pembuatan Media

Media yang biasa dipakai untuk kultur jaringan ini ialah seperti mineral, vitamin, garam, serta  hormon. Terkadang bahkan dibutuhkan juga bahan seperti misalnya agar, gula, arang, serta juga beberapa jenis bahan organik lain.


Inisiasi

Inisiasi ini merupakan pengambilan eksplan dari salah satu bagian pada tumbuhan yang ingin kamu kembangbiakkan. Eksplan yang kemudian diambil itu akan dipakai di dalam proses kultur jaringan serta bersifat meristematis, Artinya, sel-sel di dalam eksplannya aktif itu melakukan pembelahan.


Sterilisasi

Sterilisasi ini dipakai untuk dapat membebaskan eksplan itu dari segala bentuk proses kehidupan. Eksplan yang sudah dengan melalui adanya proses inisiasi itu kemudian disterilisasi dengan memakai alkohol. Caranya adalah Eksplannya tersebut direndam di alkohol.


Multipikasi

Multipikasi ini merupakan aktivitas atau kegiatan memperbanyak tanaman. Cara untuk melakukan multipikasi ini ialah dengan cara menanam eksplan di media yang telah atau sudah dibuat sebelumnya untuk dapat mencegah kontaminasi mikroorganisme. Setelah eksplan tersebut ditanam, eksplan tersebut kemudian akan membentuk yang namanya kalus. Kalus tersebut adalah suatu kumpulan sel yang belum terdiferensiasi. Setelah itu, kalus tersebut juga akan mengalami pembaharuan nutrisi.


Pengakaran

Pada fase ini, akan terdapat pertumbuhan akar yang dialami eksplan. Apabila ini sudah berlangsung, artinya proses kultur jaringannya tersebut mulai berjalan dengan baik. Setelah dari itu, eksplan tersebut kemudian akan berkembang menjadi planlet atau pun tanaman kecil di dalam botol.


Aklimatisasi

Tahapan terakhir di dalam proses kultur jaringan namanya aklimatisasi. ini adalah suatu proses penyesuaian diri planlet pada lingkungan tempat tumbuhnya. Aklimatisasi tersebut kemudian dilakukan dengan cara memindahkan planlet itudari tabung ke tempat lingkungan tumbuh baru yakni sebelum ditanam di dalam tanah.


Contoh Kultur Jaringan

Contoh-Kultur-Jaringan

Kultur jaringan ini kemudian banyak dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya pun beragam, mulai dari tujuan komersial sampai pada untuk menyelamatkan suatu spesies tanaman dari adanya ancaman kepunahan.

Perhatikan kasus berikut untuk dapat lebih memahami teknik kultur jaringan.

Yanto ini adalah seorang lulusan sarjana pertanian di sebuah universitas ternama. Pada saat pulang ke kampung halaman, ia ingin menerapkan ilmu yang diperoleh yakni selama duduk di bangku kuliah.

Yanto tersebut membudidayakan anggrek dengan berbagai corak serta juga warna di dalam jumlah yang besar serta waktu yang singkat. Tanaman anggrek itu kemudian akan dijual, serta hasil penjualannya itu akan dipakai untuk mengembangkan usaha anggrek budi daya.

Dalam contoh tersebut, Yanto melakukan teknik kultur jaringan pada tanaman anggrek

Selain anggrek, terdapat beberapa tanaman lain yang biasanya juga dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, di antaranya ialah  sebagai berikut.

1. Kina

Tumbuhan kina ini adalah salah satu tumbuhan yang berguna bagi dunia kesehatan. Kultur jaringan ditumbuhan tersebut bertujuan untuk bisa mendapatkan senyawa tertentu yang kemudian akan dimanfaatkan pada dunia kesehatan.


2. Kelapa Sawit

Kultur jaringan untuk kelapa sawit ini dipakai untuk dapat memperoleh bibit unggul sehingga kemudian akan didapatkan bibit yang memiliki kualitas lebih baik dari yang lain.


3. Jati Mas

Jati ini adalah salah satu tumbuhan yang mempunyai nilai ekonomi yang juga sangat tinggi. Tidak heran apabila jati ini kemudian dijadikan suatu usaha komersial oleh beberapa kalangan. Hanya saja, jati tersebut mempunyai pertumbuhan yang dapat atau bisa dikatakan cukup lama.

Jati mas tersebut juga adalah salah satu jenis jati yang kemudian dihasilkan dari metode kultur jaringan. Jenis jati yang satu ini juga berbeda, sebab ia mempunyai waktu tumbuh yang lebih cepat apabila dibandingkan jati jenis lainnya.

Selain dari itu, jati ini juga memiliki keunggulan lain disebabkan karna tahan terhadap beberapa jenis penyakit.

Sebagian kultur jaringan dipakai ialah sebagai perantara untuk menghasilkan bibit unggul dari beberapa jenis tanaman tertentu. Akan tetapi, di dalam beberapa hal, teknik tersebut juga ialah metode yang tepat di dalam menyelamatkan suatu spesies tanaman yakni dari ancaman kepunahan.

Demikianlah penjelasan mengenai Pengertian Kultur Jaringan, Manfaat, Tujuan, Teknik, Media, Tahapan dan Contoh, semoga apa yang diuraikan dapat bermanfaat untuk anda. Terima kasih

[irp]

[irp]

[irp]

Related posts