pendidikanku.org– Halo Sobat, jumpa kembali dengan admin yang selalu memberikan informasi terbaru tentang Price to sales ialah suatu istilah lain dalam fundamental corporate yang kalah populer dibandingkan dengan Price to Earning Ratio atau beberapa orang menyebutnya Dengan ROE. Padahal jika telah memahami ini dengan begitu baik, maka anda bisa memperoleh keuntungan dalam investasi saham ini.
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini mimin akan menjelaskan lebih detail mengenai Price to Sales Ratio, mulai dari pengertian, cara memanfaatkan, dan bagaimana bisa meraih untung dengan metode analisa rasio.
Pengertian Price to Sales Ratio
Price to sales ialah rasio nilai harga saham terhadap penjualan, atau cara menjumlahkannya ialah harga saham dibanding dengan penjualan bertahun dari corporate itu.
Nah, hal ini berbeda dengan PBV yang dimana harga saham dibandingkan dengan nilai buku corporate tersebut. Hingga alat pembandingannya yang menjadi pembeda.
Namun secara sederhana, Jika PBV dinilai dari harga motornya, namun PS dilihat dari seberapa besar penghasilan dari motor tersebut. Maka dari itu, kedua rasio ini sama-sama menilai apakah saham telah turun atau naik. Dapat dijadikan patokan.
PBV atau PS
Jika ada pertanyaan, lebih baik menimbang PBV atau PS, maka secara umum orang sangat melirik PBV dibandingkan PS. Itu sudah menjadi pengetahuan populer.
Biasanya PBV selalu disatukan dengan dengan PER. Namun, ketika keduanya ternyata rendah, contoh PER dibawah sepuluh PBV dibawah satu, maka langsung dikatakan murah.
Namun, anda tentunya menemukan satu permasalahan dimana terkadang suatu saham PBV sudah sangat turun, bahkan berada di posisi 0.4, tapi kok sahamnya diam saja, bahkan cenderung terus mengalami penurunan.
Maka dari itu, jika ditanyakan kepada kami, maka kami akan menjawab keduanya sangat penting untuk menjadi pertimbangan dalam menilai valuasi saham.
Cuan di Price Sales Ratio
Ada beberapa keadaan yang bisa dimanfaatkan untuk mengolah keuntungan maksimal, yang pertama jika anda mendapatkan PBV dengan PS yang sama-sama rendah, maka itu awal keuntungan bisa dikatakan rendah ialah dibawah 1.
Keadaan kedua, jika anda termasuk salah satu yang lebih rendah, maka itu jangan sama-sama kondisi menguntungkan, asalkan keduanya berapa di bawah 1. Menurut kami potensi untuk memperoleh keuntungan sangat begitu besar.
Keadaan ketiga, Biasanya saham yang bagus sangat sulit berada di bawah 1 secara PBV. maka biasanya berada di atas 1. Contoh saham-saham di Nikel, sulit memperoleh harga yang di bawah 1 PBF nya. Bisa anda lihat disini. sudah kami ulas secara lengkap.
Maka jika keadaan demikian, perhatikan saja PS nya. Cari yang paling rendah, karena punya potensi keuntungan dari kenaikan harga saham. Orang akan melirik dari sisi tersebut.
Keadaaan keempat, jika ada saham PBV dangan rendah, namun PS nya sangat tinggi, maka menurut mimin lebih baik dihindari. Kondisi ini biasanya dipergunakan tentang Big Money untuk menjebak ritel.
Nampak murah, namun ternyata mahal. Contoh PBV 0.3, namun PS diatas 3, yang berati itu mahal. Tidak untuk disebut ya sahamnya, banyak sekali di bursa.
Kondisi Value Price to Sales Ratio Dambaan
Ada banyak kondisi jika kita ditemukan, hampir bisa menghasilkan keuntungan melimpah. Tetapi memang Sulit. Adalah dengan menemukan kombinasi antara PBF dan PS, dan PER.
Namun, Tiga rasio ini sangat berarti untuk menemukan PBV dan PS dibawah satu. Plus PER di bawah 10, maka akan banyak orang yang mengerubut kondisi saham tersebut. Adalah dengan menemukan kombinasi antar PBV, PS, PER.
Baca Juga:
- Perbedaan LQ45 dengan Saham Bluechip
- Investasi Saham Terbaik! Yang Menguntungkan ditahun 2022
- Simak Broker Terbaik di Indonesia Untuk Investasi Saham
- 5 Cara Investasi Uang Yang Sukses Untuk Remaja 2022
Akhir Kata
Demikian, semoga sedikit informasi yang admin berikan tentang Price to Sales Ratio ini, bisa bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan untuk memperoleh saham yang berpotensial dan meraih keuntungan yang maksimal